Salah satu dari dua topik utama  dalam penelitian tentang teknologi baru komunikasi adalah bagaimana  inovasi teknologi ini diadopsi dan diterapkan oleh pengguna. Sedangkan  topik yang satu lagi yaitu dampak dari teknologi masih diperdebatkan.  penelitian tentang adopsi media baru dilakukan berdasarkan aplikasi  kontemporer dari teori difusi inovasi yang telah teruji. Bagaimanapun,  ada beberapa aspek spesial dari aplikasi teori ini dalam  hal teknologi baru komuniaksi. sebagai contoh, sifat interaktifnya  berarti bahwa nilai dari inovasi itu bagi orang yang mengadopsinya  menjadi bertambah besar seiring dengan semakin bertambahnya adopsi  (contohnya, sistem pesan elektronik masih kurang bermanfaat sewaktu  masih kurang orang mengadopsinya, hanya ketika semakin bertambahnya  orang yang menggunakannya). Selanjutnya, tingkat penggunaan teknologi  baru komunikasi berubah menjadi variabel penting baik adopsi terjadi  atau tidak.
berikut adalah beberapa pertanyaan  penting yang akan dibahas dalam bab ini.
·  Siapa yang mengadopsi teknologi baru komunikasi? Apa  karakteristik dari pengadopsi tersebut?
·  Seberapa cepat tingkat adopsi tersebut?
·  Bagaimana adopsi dari suatu media baru bisa mempengaruhi  adopsi yang lain? Sebagai contoh, apakah orang yang memiliki komputer  rumah juga memiliki VCR?Apakah benar bahwa sekali mengadopsi suatu  teknologi komunikasi, memicu adopsi teknologi komunikasi yang lain?
·  Apa itu proses inovasi, termasuk implementasi, dari teknologi  baru komunikasi dalam sebuah organisasi?
Difusi Inovasi
Selama 45 tahun dan melalui 3,500  publikasi penelitian, model dari inovasi difusi telah menuntun  penelitian dari penyebaran ide baru. Penelitian difusi dilakukan oleh  peneliti dari berbagai bidang seperti antropologi, komunikasi,  pendidikan, geografi, pemasaran, sosiologi pedesaan, sosiologi, dan  beberapa lagi yang lainnya. Meskipun penelitian multidisiplin ini  dilaksanakan dengan berbagai inovasi (seperti konsumen produk baru,  teknik agrikultur, dan obat-obat baru), seiring dengan ia menyebar  diseluruh masyarakat yang beranekaragam, penelitian difusi semuanya  dituntun oleh teori yang umum. Aplikasi luas dari teori difusi  menjelaskan mengapa begitu banyak penelitian difusi yang terus berlanjut  dilakukan (McAnany, 1984). Disini kami meringkas elemen utama dari  kerangka ini, dan membahas aplikasinya terhadap teknologi baru  komunikasi.
 Elemen utama dari  difusi ide baru adalah: (1) inovasi, (2) dikomunikasikan melalui saluran  tertentu, (3) dari waktu ke waktu, (4) diantara anggota sistem sosial  (lihat gambar 4-1). Inovasi adalah sebuah ide, praktek, atau objek yang  dianggap baru oleh seorang individu atau unit adopsi lain. Karakter dari  suatu inovasi, yang dirasa oleh anggota sistem sosial, menentukan  tingkat adopsinya. Lima sifat dari inovasi tersebut adalah: (1)  relatifitas keuntungan, (2) kesesuaian,(3) kerumitan, (4) reliabilitas,  dan (5) kebisaan diamati.
 Saluran komunikasi  adalah alat atau sarana dimana pesan didapatkan dari satu inidividu ke  inidividu lain. Saluran-saluran media massa lebih efektif dalam  menciptakan pengetahuan inovasi, sedangkan saluran interpersonal lebih  efektif dalam membentuk dan mengubah sikap terhadap suatu ide, dan  sehingga secara langsung mempengaruhi keputusan untul mengadopsi atau  menolak ide baru. Kebanyakan individu mengevaluasi sebuah inovasi yang  sedang mereka pertimbangkan untuk mengadopsinya, bukan berdasarkan pada  penelitian ilmiah yang dilakukan oleh ilmiuwan tapi melalui evaluasi  subjektif dari teman sebayanya dalam model sosial, dimana perilaku  inovasinya cenderung diikuti oleh orang yang kain dalam sistem mereka.
 Waktu juga termasuk  faktor difusi dalam (1) proses keputusan inovasi, (2)  keinovasian, tingkat dimana seorang individu atau unit lain pengadopsi  relatif cepat dalam mengadopsi ide-ide baru dibanding anggota lain dalam  sistem, dan (3) tingkat inovasi adopsi. Proses keputusan inovasi adalah  proses mental dimana pengambilan keputusan seorang individu atau unit  lain melewati pengetahuan pertama inovasi, membentuk sebuah sikap  terhadap inovasi, memutuskan untuk mengadopsi atau menolak, menerapkan  ide baru, dan konfirmasi keputusan (gambar 4-2). Empat langkah dalam  proses ini adalah: (1) pengetahuan, (2) persuasi, (3) keputusan, (4)  implementasi, dan (5) konfirmasi. Seorang individu mencari informasi  pada berbagai tahap dalam proses keputusan inovasi untuk mengurangi  ketidakjelasan inovasi tersebut.
 Sistem sosial adalah  satu set unit yang saling berhubungan yang tergabung dalam penyelesaian  permasalahan untuk mencapai sasaran. Sebuah sistem memiliki struktur,  digambarkan sebagai susunan terpola semua unit dalam sistem, yang  memberi keseimbangan dan keteraturan pada perilaku individual dalam  sistem. Struktur sosial dan struktur komunikasi dari sistem  memfasilitasi atau menghalangi difusi inovasi dalam sistem. Sebagai  contoh, seorang pimimpin opini adalah seseorang yang bisa mempengaruhi  sikap individu lain atau melakukan suatu perilaku secara informal dalam  cara yang diinginkannya dengan frekuensi yang relatif. Pemimpin opini  mewujudkan norma dalam sebuah sistem sosial, pola perilaku yang dibangun  untuk para anggota dari sebuah sistem sosial. Jika norma suatu sistem  diuntungkan pada suatu inovasi pemimpin opini berkemungkinan untuk  mengadopsinya, dan individual yang lainnya akan cenderung mengikuti  pemimpin mereka.
Apa yang Istimewa dari Difusi  Teknologi Komunikasi?
Teori difusi telah dibangun secara  berangsur-angsur melalui penelitian dari berbagai inovasi. Proses  difusi lintas berbagai inovasi yang berbeda menunjukkan keterkaitan yang  besar dari keteraturan. Tapi hanya beberapa tahun terakhir peneliti  telah mulai meneliti adopsi dari teknologi baru. Apakah ada kualitas  tersendiri dari media baru yang akan membawa kita pada difusinya yang  berbeda dari difusi yang umum ditemukan untuk ide baru?
1.  Massa kritis dalam pengadopsi dari sebuah teknologi komunikasi  interaktif penting untuk membuat penggunaan ide baru cocok bagi seorang  individu. Manfaat sistem teknologi komunikasi baru bagi semua  pengadopsi semakin meningkat seiring dengan semakin bertambahnya  pengadopsi. Satu contoh, yaitu adopsi telepon oleh orang yang pertama  pada tahun 1870an; teknologi interaktif ini hanya memiliki manfaat 0%  sampai ketika individu yang kedua mengadopsinya juga.
Dimensi massa kritis dari  teknologi komunikasi interaktif adalah faktor yang krusial dalam adopsi  dan kegunaannya. Aspek massa kritis dari media baru adalah jejak dari  kuailitas interaktifnya. Jika inovasi ini bukan saluran komunikasi  mereka sendiri, pada hal tertentu, dimensi massa kritis tidak akan  terlibat. Khususnya pada tahap pertama difusi inovasi, dimensi massa  media adalah pengaruh negatif, memperlambat tingkat adopsi. Penelitian  terdahulu menunjukkan bahwa sistem pesan berbasis komputer secara  drastis tidak digunakan lagi jika kemungkinannya rendah untuk mencari  individu yang diinginkan pada sistem.
2.  Media baru komunikasi adalah alat teknologi, teknik yang bisa  diaplikasikan dalam berbagai cara pada situasi yang berbeda-beda. Alat  teknologi tersebut seperti itu dengan inovasi berbasis komputer  kebanyakan dikarakterisasi oleh penemuan yang relatif tingkat tinggi.  Konsep ini muncul dan dikenal hanya dalam penelitian difusi pada  beberapa dekade lalu; sebelum itu ia disumsikan bahwa sebuah inovasi  adalah kualitas yang standar, tidak berganti walaupun sudah didifusi.  Sekarang kita menyadari asumsi tersebut hanya penyederhanaan yang  berlebihan.
Penemuan adalah tingkat dimana  sebuah inovasi diganti atau dimodifikasi oleh pengguna dalam  proses adopsi dan implementasinya (Rogers, 1983). Keseringan terjadi  penemuan memberitahukan kita bahwa adopsi media baru sering kali adalah  perilaku yang sangat aktif dimana pengadopsi mengubah inovasi tersebut  untuk disesuaikan dengan kondisinya. Dalam sebuah penelitian di  California tentang difusi komputer rumah, pengadopsi secara tipikal  melewati periode frustasi dalam beberapa minggu mengatasi masalah dan  mencari informasi setelah pertama kali membeli. Mereka secara  perlahan-lahan belajar bagaimana menggunakan komputer  mereka secara tepat, dan mengaplikasikannya dalam berbagai tugas,  seperti mengetik, menghitung, main video game, dan lain-lain. Pada  akhirnya, responden penelitian komputer rumah di California menjadi  pengadopsi yang puas, dan secara antusias merekomendasikan inovasi  tersebut kepada teman mereka. Beberapa dari pengadopsi menjadi sangat  tergantung untuk menggunakan komputer mereka.
 Anda seharusnya  tidak mengabaikan fakta bahwa adopsi teknologi baru komunikasi jarang  dengan gampang diadopsi. Seorang individu harus menjadi sangat terlibat  dengan inovasi. Kata ”adopsi” lebih cocok digunakan untuk  menggambarkannya dibanding kata ”penerimaan”.
3.  Varibel tergantung pada penelitian difusi tentang media baru  seringkali adalah tingkat kegunaan dari inovasi, dibanding dengan hanya  keputusan untuk mengadopsi atau bahkan implementasi. Penelitian awal  difusi, seperti Ryan dan Gross (1943) dalam penelitian mereka tentang  difusi bibit jagung hibrid diantara petani Iowa, hanya mempertanyakan  kepada responden mereka apakah mereka telah memutuskan untuk mengadopsi  ide baru tesebut, dan jika iya, kapan mereka memutuskan untuk  mengadopsinya. Adopsi di sini dikatakan sebagai keputusan untuk  menggunakan secara penuh inovasi sebagai suatu tindakan yang paling  terbaik. Bagi para petani Iowa, adopsi dikatakan sebagai sebuah  keputusan untuk menanam semau area jagung mereka dengan bibit hibrid.  Sampai pada tahun 1970an, adopsi yang memuaskan menjadi variabel  dependen utama dalam penelitian difusi, dimana umumnya didesain untuk  menentukan karakteristik dari individu (1) yang telah mengadopsi dan  melawan penolakan inovasi, dan (2) yang mengadopsi lebih awal dibanding  yang lain.
Kemudian pada tahun 1970an,  ilmuwan difusi mulai untuk meneliti proses inovasi dalam organisasi.  Unit adopsi ini lebih rumit dibanding individu (sebagai contoh, petani  Iowa dalam penelitian jagung hibrid).satu atau beberapa individu dalam  sebuah organisasi bisa membuat keputusan untuk mengadopsi  sebuah inovasi, tapi kemudian sekumpulan yang lain mungkin akan terlibat  dalam implementasi ide baru tersebut. Sering periode waktu yang cukup  panjang dibutuhkan untuk membuat inovasi tersebut digunakan, dan  berbagai masalah mungkin akan dihadapi. Kebanyakan, sebuah keputusan  adopsi tidak sepenuhnya dapat diterapkan. Secara jelas keputusan adopsi  dan implementasi inovasi tidak bersama-sama. Jadi ketika penelitian  difusi pada organisasi dimulai, variabel dependennya yang sering adalah  implementasi, bukan lagi cuma keputusan untuk mengadopsi.
Implementasi lebih sering menjadi  variabel dependen dalam penelitian difusi teknologi baru komunikasi,  dibanding dengan adopsi. Sebuah gambaran diberikan oleh contoh penelitian pada  implementasi mikrokomputer di sekolah menengah (pada bab berikutnya).  Tingkat penggunaan dari media baru sering berada pada garis bawah,  seperti yang digambarkan dalam kasus penelitian kami yaitu penggunaan  surat elektronik dalam sebuah organisasi (juga terdapat pada bab  selanjutnya).
Jadi ada beberapa hal penting  dimana difusi teknologi komunikasi berbeda dari inovasi lain yang luas :  (1) massa kritis, (2) penemuan yang relatif tinggi, dan (3) fokus pada  implementasi dan penggunaan, dibanding hanya fokus pada keputusan untuk  mengadopsi. Penelitian selanjutnya pada difusi teknologi baru komunikasi  akan memberikan perluasan jangkauan teori difusi.
Difusi Komputer Rumah
 Mikrokomputer  menjanjikan untuk menjadi salah satu inovasi yang paling penting dalam  dekade sekarang dalam hal perubahan yang penyebabnya terjadi dalam  sekolah, tempat usaha dan rumah. Setidaknya komputer rumah akan menjadi  artifak pusat bagi informasi masyarakat masa depan, sama dengan peran  yang di miliki oleh mobil dalam masyarakat industri. Salah satu  penelitian yang pertama kali pada difusi mikrokomputer dilakukan oleh  penulis masa kini (Roger dkk, 1982) dimana sampelnya adalah rumah-rumah  di Northen California. Semenjak itu, banyak penelitian tentang difusi  komputer rumah dilakukan (Venkatesh dkk, 1984; Dutton dkk, 1986).
 Komputer rumah (atau  personal computer/PC) adalah mikrokomputer yang didesain untuk  digunakan oleh individu, dibanding institusi seperti bisnis, organisasi  pendidikan, atau pemerintah. Komputer rumah bersifat ”peribadi’ dimana  kegunaannya dimaksudkan untuk pemilik (dan setidaknya juga keluarganya).  Komputer rumah adalah mikrokomputer karena mikroprosesor digunakan  sebagai unit pemerosesan pusat (central processing unit/CPU). Harga  komputer rumah berkisar sekitar beberapa ratus dolar sampai ribuan  dolar, rata-rata responden pada penelitian California memiliki komputer  dengan harga $3,500 dan perlengkapan tambahan seperti printer, driver  CD, dan juga modem.
 Dalam penelitian  1982 kami, kami malakukan wawancara personal dengan 77 orang pemilik  komputer rumah. Responden ini tidak diacak, tapi perwakilan, sampel dari  rumah di Silicon Valey, mereka secara elit teknis dan sosiekonomi;  rata-rata pendapatan peribadi adalah $38,000, umur rata-rata 36 tahun,  dan 89 persen laki-laki. Selanjutnya penelitian difusi menunjukkan bahwa  karakteristik ini menjadi tipe pengadopsi mikrokomputer yang pertama di  Amerika Serikat. Hubungan yang kuat antara pendidikan formal dan  pekerjaan teknis dengan adopsi komputer rumah mungkin disebabkan oleh  sifat aktif inovasi, dimana melibatkan pengguna pada tingkat yang tinggi  (tidak sama dengan adopsi TV pada tahun 1950an, sebagai contoh).
Sumber/Saluran Komunikasi pada  komputer Rumah
Jaringan interpersonal lebih  penting daripada media massa dalam menyebar pengetahuan tentang komputer  rumah. Lebih dari setengah responden mengatakan mereka pertama kali  mendengar tentang komputer rumah dari sumber interpersonal seperti teman  sejawat, teman bergaul, dan anggota keluarga. Kebanyakan penelitina  sebelumnya melaporkan bahwa media massa adalah hal penting yang telah  membangun pengetahuan tentang inovasi, terutama sekali pada tahap awal  proses difusi (rogers, 1983). Mikrokomputer adalah salah satu produk  yang paling luas pengiklanannya di Amerika Serikat, namun meskipun biaya  periklanan kampanye yang besar dikeluarkan oleh IBM, Apple, dan  pabrikan mikrokomputer lainnya, difusi komputer rumah terjadi begitu  banyak karena proses jaringan interpersonal. Bukti dari kesimpulan ini  diperlihatkan oleh beberapa temuan:
·  Pemilik komputer rumah rata-rata mengetahui 5 orang pemilik  komputer lainnya terlebih duhulu sebelum membeli.
·  Pemilik komputer rumah rata-rata membicarakan komputer rumah  mereka kepada rata-rata 13 orang per bulan. Memamerkan komputer mereka  kepada rata-rata 5 orang per bulan.
·  Pemilik komputer rumah mendorong rata-rata 8 orang lain untuk  membeli komputer.
·  Pemilik komputer utamanya menerima pesan positif dari pemilik  komputer lain sebelum mereka membeli: pesan positif lebih banyak  dibanding yang negatif, perbandingannya 2:1
·  Meskipun pesan yang mereka terima mendukung inovasi, dua per  tiga dari pemilik komputer melaporkan bermasalah dengan komputer mereka.  Sekitar sebulan atau lebih dibutuhkan setelah pembelian sebelum pemilik  merasa nyaman menggunakan komputer mereka. Responden mengharapkan  setelah pembelian dan membawa pulang komputer rumah mereka,  menyalakannya, dan mulai menggunakannya untuk beberapa tugas tertentu.  Namun, setelah pengalaman negatif tersebut, kebanyakan pemilik komputer  merasa puas dengan pembelian mereka. Frustasi awal ini disebabkan oleh  produk penemuan tingkat tinggi yang terjadi pada  kebanyakanpemilikkomputer rumah yang baru dengan masuknya inovasi ke  situasi tertentu mereka.
 Bukti dari kebutuhan  informasi bagi pengadopsi komputer personal adalah partipasi luas dalam  kelompok pengguna mikrokomputer. Kesatuan penggunan lokal ini biasanya  terorganisir berdasarkan pembuat komputer, sebagai contoh, kelompok  pengguna Apple boston, kelompok pengguna Des moines IBM, dan lainnya.  Ratusan dari ribuan pengguna milrokomputer mengikuti kelompok tersebut,  dan berkelanjutan untuk menghadiri pertemuan bulanan mereka. Pada sesi  ini, masalah teknis dibahas, sofware program dicopy dan dan ditukar, dan  perlengkapan komputer yang bekas dijual dan dibeli. Kelompok pengguna  ini berkembang karena mereka memberikan informasi dan dukungan kepada  pengadopsi baru mikrokomputer. Eksistensi kelompok pengguna ini hanya  menggambarkan betapa rumit bagi kebanyakan individu untuk belajar  menggunakan mikrokomputer.
 Tipe komunikasi  interpersonal yang baik dan membanjir tentang komputer rumah terjadi  melalui jaringan sebaya. Pemilik yang puas sering kali menjadi pengaruh  yang meyakinkan kepada tetangga dan teman dalam difusi komputer rumah.  Mengapa jaringan interpersonal berhasil tidak seperti biasanya dalam  difusi komputer rumah? Mungkin benar ia dikarenakan oleh antusiasme yang  tinggi yang dirasakan oleh pengadopsi terhadap komputer rumah mereka.  Banyak yang bosan dengan komputer mereka, dan mendiskusikannya dengan  teman, tetangga, jaringan kerja, dan bahkan dengan orang asing. Kegiatan  menganjurkan seperti itu mungkin termotivasi oleh sifat dasar komputer;  ia adalah alat yang digunakan seseorang untuk mengerjakan berbagai  tugas. Pemanfaatan komputer rumah seperti itu membuat individu tersebut  menjadi partisipan yang aktif dengan teknologi. Kualitas unik dari  mikrokomputer ini sebagai sebuah produk kunsumen membawa dari periode  frustasi ketika pemilik belajar menggunakan perlengkapan baru, kemudian  selanjutnya ia memberi antusiame yang khusus yang membuat pemiliknya  mengaktifkan jaringan interpersonal.
Dampak dari Adopsi Mikrokomputer  di Rumah
Dampak adalah perubahan yang  terjadi pada seorang individu atau sistem sosial yang disebabkan oleh  adopsi atau penolakan dari suatu inovasi. Rata-rata komputer rumah  digunakan selama 17 jam dalam seminggu. Pemilik komputer rumah  menggunakan komputer mereka sekitar sepertiga dari waktu tersebut  bermain vidoe game, sepertiga lagi untuk mengetik dan sisanya untuk  hal-hal lain. Mengetik di komputer adalah sejenis pengetikan yang  otomatis yang memudahkan pengguna untuk menyusun dan mengedit teks  dengan tampil di layar monitar. Teks ketikan bisa disimpan pada disk  magnetik untuk penggunaan di masa akan datang, dicetak di kertas, atau  dikirim ke komputer lain melalui jaringan telepon. Keuntungan utama dari  pengetikan ini adalah membuat penulisan dan revisi selanjutnya menjadi  efisien karena komputer memiliki banyak fungsi yang bisa digunakan oleh  pengguna.
 Adopsi komputer di  rumah membuat berkurangnya jumlah waktu yang digunakan untuk menonton  TV. Rata-rata rumah di Amerika Serikat, TV dinyalakan sekitar 7 jam  sehari. Penelitian di rumah-rumah California mendapati bahwa mereka  menurunkan jam menonton televisi mereka sekitar 34 menit per hari, dan  bahkan ada satu rumah mengatakan sekitar 4 jam penurunan per hari.  Perubahan ini menggambarkan pergantian besar pemanfaatan waktu.  Disimpulkan bahwa komputer mungkin loebih membuat orang kecanduan  daripada televisi.
 Kecanduan komputer seperti itu  menambah jenis masalah personal dan keluarga responden. Pengguna  komputer enggan untuk pergi makan atau tidur (”sebentar lagi sampai  selesai kerjaan saya”). Kami mendengar komplain dari ”janda komputer”,  yaitu istri yang suaminya ”komputerholik”( kecanduan komputer). Konflik  orang tua dengan anak terjadi karena siapa yang memakai komputer.  Penngguna komputer juga mengatakan mengalami kurang tidur karena waktu  yang dihabiskan di depan komputer (Dutton dkk, 1985).
 Setelah mendapatkan  tingkat adopsi yang begitu pesat selama 7 tahun, difusi komputer rumah  melambat pada tahun 1985. Harga bursa saham perusahaan komputer jatuh,  dan perusahaan tersebut terpaksa memecat ribuan karyawan. Beberapa  perusahaan mikrokomputer bahkan jatuh bangkrut.
 Mengapa tingkat  difusi komputer rumah menurun? Satu alasan yang paling mendasar adalah  tidak adanya kebutuhan fungsional bagi komputer di rumah, kecuali bagi  orang minoritas kecil (Caron dkk, 1085). Fungsi pengetikan bisa saja  dijalankan dengan seimbang oleh mesin ketik yang mahal, dan fungsi video  game bisa diganti dengan begitu murah oleh mesin video game. Selain  dari pengetikan dan permainan video game, komputer rumah tidak terlalu  digunakan. Salah satu fungsi utama komputer rumah adalah untuk belajar  bagaimana menggunakan komputer. Fungsi uniknya pula adalah sebagai  saluran membawa informasi masuk ke dalam rumah, tapi hanya sekitar 20  persen dari pengadopsi komputer rumah memiliki modem di tahun 1985 dan  menggunakan perlengkapan mereka untuk komunikasi komputer. Mengapa  pengadopsi komputer begitu puas jika komputer mereka tidak menjadi  kebutuhan nyata? Mungkin karena individu yang telah mengadopsi harus  mempertimbangkan investasi yang baik.
 Kegunaan tambahan  dari komputer rumah akan membutuhkan lebih banyak software. Konsumen  juga meminta harga yang lebih rendah untuk komputer, setidaknya setengah  dari harganya pada tahun 1985. terakhir, karena komputer rumah sangat  rumit untuk dipelajari cara penggunaannya, teknik pelatihan yang  sederhana dan lebih gampang harus ditemukan. Jika beberapa prasyarat ini  bisa dipenuhi, tingkat difusi mungkin akan meningkat lagi.
Inovasi yang Gagal : Sistem  Context di Universitas Stanford
Pada tahun 1981, pusat komputer di  Universitas Standford mengumumkan sistem pengetikan baru yang disebut  Context, yang telah dipromosikan sebagai alat untuk penulisan ilmiah.  Context beroperasi pada satu komputer besar universitas, dengan setiap  pengadopsi dari sistem ini menyewa satu terminal komputer sekitar $300  dolar per bulan. Context merupakan perbaikan yang terbesar diantara  berbagai alternatif pengetikan. (sekitar ratusan sistem yang telah  digunakan di Stanford), dimana relatif mahal biayanya.
 Context diluncurkan  dengan heboh: berita di newsletter mingguan fakultas, rekaman video yang  menunjukkan beberapa profesor terkenal menggunakan layanan bary  tersebut dan demonstrasi. Mahasiswa non exact yang kurang bersentuhan  dengan komputer, berharap untuk mengadopsi komputer. Profesor yang  pertama memulai penggunaan sistem baru tersebut sangat antusias, dan  diharapkan bahwa difusi tersebut akan meningkat.
 Tapi, hanya 66 dari  180 langganan Context meminta untuk berhenti, dan dalam 2 tahun semenjak  peluncurannya, Context berhenti. Apa yang terjadi?
 Context adalah  korban dari ketidakberuntungan waktu. Perancang sistem tersebut tidak  mengantisipasi bahwa para profesor Stanford akan membeli mikrokomputer  mereka sendiri, dan lebih memilih untuk menggunakan sistem berdiri  sendiri ini untuk mengetik. Mikrokomputer, disk drive, dan printer bisa  dibeli dengan harga yang sama dengan 1 tahun uang sewa Context. Lebih  jauh lagi, Context ternyata susah untuk dipelajari, terutama bagi  profesor, seperti di fakultas non eksak, yang tidak memiliki pengalaman  tentang komputer sebelumnya. Sementara bagi mereka yang sudah terampil,  Cintext membutuhkan biaya yang mahal pada operasinya yang rumit.
 Sistem Context  dibatalkan pada akhir tahun 1983, ketika administrator Universitas  Stanford berpikiran bahwa universitas sedang mengalami krisis keuangan  (beberapa bulan kemudian, prasangka krisis secara misterius menghilang).
Menghancurkan Tembok Pembatas  ATM
ATM (automatic teller machine)  merupakan mesin yang beroperasi secara otomatis dengan menggunakan  piranti elektronik yang dapat mengeluarkan uang cash serta dapat  melakukan transaksi keuangan misalnya deposito atau transfer termasuk  mengecek dan menyimpan uang dengan hanya memasukkan sebuah kartu khusus.  Mesin ATM merupakan representasi dari jenis komunikasi semi interaksi  di mana pengguna dapat dapat berinteraksi dengan bank teller yang  diprogram dengan respon yang sangat terbatas.
 Pada akhir tahun  1970- an dan awal tahun 1980- an ada sekitar 70.000 mesin ATM yang  diaktifkan oleh bank- bank Amerika Serikat, dengan biaya mencapai 1  milliar dollar. PAda awalnya, mesin- mesin ATM ditempatkan di dalam  bank, namun kemudian mesin- mesin tersebut dipindahkan  keluar dengan tujuan agar dapat memberikan pelayanan 24 jam kepada para  customer, dan pada akhirnya mesin- mesin ATM tersebut ditempatkan di  supermarket, gedung- gedung perkantoran, serta di tempat- tempat umum  lainnya. Satu  kelebihan dari mesin teller otomatis ini adalah mereka jarang melakukan  kesalahan. Biaya yang dapat di pangkas melalui pembukaan mesin ATM  sangat menguntungkan bagi pihak bank. Tiap mesin ATM membutuhkan biaya  20.000 dollar ditambah biaya instalasi sebesar 10.000, tapi biaya ini  jauh lebih murah dibandingkan jika bank ingin membuka cabang baru yang  membutuhkan dana sekitar 1 juta dollar. Kelabihan yang paling utama  dengan adanya mesin- mesin ATM ini adalah pihak bank dapat mengurangi  jumlah pekerja. Bank of America mempunyai 116 buah ATM yang dapat  mengurangi jumlah pegawai sebanyak 1.400 orang teller. Tiap transaksi  melalui mesin ATM, bank akan membayar 21 sen, dibandingkan jika  pelanggan pergi ke bank cabang yang dimana bank membayar sebesar 52 sen.  Hal ini tentu saja  memberikan gambaran yang jelas mengapa para banker tertarik terhadap  mesin A|TM.
 Namun demikian,  masalah yang muncul kemudian adalah bagaimana membuat para nasabah  beralih menggunakan mesin ATM. Pada tahun 1085, hanya satu dari tiga  nasabah bank AMerika Serikat yang menggunakan mesin ATM, dan hal ini  kelhatannya akan berjalan stabil. Oleh karena itu, bank- bank telah  mencoba berbagai macam cara untuk menghancurkan tembok,  ungakpan yang di gunakan oleh para banker untuk tingkat pemakaian ATM 30  persen yang hampir selesai. Intensif positif yang ditawarkan oleh bank-  bank untuk mendorong pemakaian mesin ATM termasuk biaya yang kecil  untuk mendapatkan pelayanan baru, penarikan hadiah, biaya pelayanan  bulanan yang lebih rendah untuk nasabah yang menggunakan ATM khusus (  ide yang sama untuk pembayaran harga bensin yang lebuh rendah di SPBU  jika anda mengisinya sendiri). Sebuah bank Pittsburgh bahkan mebangun  mesin ATM yang dapat berbicara dengan tujuan agar pelayanan yang  diberikan dapat terasa seperti pelayanan yang dilakukan oleh teller yang  sebenarnya.
 Ketika umpan semacam  itu tidak mampu untuk mengahancurkan tembok penolakan terhadapa mesin  ATM, beberapa bank telah kembali ke stick yaitu melakukan”pemaksaan”  kepada para nasabah. Secara umum, intensif negative ini sama  dengan menjadikan hal tersebut lebih susah atau lebih mahal bagi para  nasabah untuk menggunakan teller manusia. 
·  Sebuah bank di Boston menempatkan telernya tak terlihat, dan  mewajibkan para nasabahnya untuk membuat perjanjian sebelumnya jika  ingin bertemu, kalau tidak, mereka harus menggunakan ATM.
·  Citibank New York pada tahun 1983 mengahsruskan para nasabah  yang saldo tabungannya kurang dari 5.000 dollar untuk menggunakan ATM.
·  Bank Nasional Sentral Cleveland mewajibkan nasabah yang ingin  bertemu dengan teller harus masukkan kartunya ke dalam sebuah terminal,  dari pada mengambil nomer seperti pada pusat penjualan daging pada  sebuah pusat grosir.
·  Sejumlah bank di seluruh wilayah negara menggunakan strategi  yang paling simple dari semua. Mereka beul –betul melayani dengan teller  manusia, sehingga antrian yang panjang akan memaksa para nasabah untuk  menggunakan ATM.
Salah satu alasan yang menjadikan  para nasabah enggan menggunakan mesin ATM disebabkan karena sulitnya  megakses ATM. Sebagai contoh, saya harus mengemudi selama sepuluh menit  melalui kemacetan di Los Angeles dengan tujuan ingin menuju ke ATM  terdekat. Dalam perjalanan ini, saya melalui banyak mesin ATM yang  merupakan milik bank lain, tapi saya tidak bisa menggunakannya. Banyak  dari kesulitan- kesulitan dalam mengakses ATM ini tidak perlu terjadi  seandainya bank- bank telah bergabung bersama untuk mengembangkan  jaringan nasional untuk ATM- ATM yang kompatibel dengan menggunakan  model warung telepon (wartel). Layanan public seperti ini akan banyak  memberikan keuntungan kepada para nasabah bank dalam menggunakan ATM. Di  Iowa, sebuah peraturan mewajibkan adanya terminal atau mesin ATM  bersama dan sistem ini dapat berjalan dengan baik. Namun demikian, tiap-  tiap bank mendesak untuk mempunyai ATM sendiri. Dan para nasabah lah  yang dirugikan.
Mungkin, keengganan menggunakan  mesin ATM yang telah menyebar luas di masyarakat dapat memberitahukan  kepada kita hal yang menyangkut persepsi public terhadap keberadaan  sistem computer sebagai pengganti dari layanan yang diberikan langsung  oleh manusia. Bahwa fungsi sosial- emosional dari interaksi dengan  banker mungkin lebih penting bagi kita dibandingkan dengan fungsi tugas  dalam melakukan transaksi keuangan.
Penggunaan Sistem persuratan  elektronik
Seperti yang telah disebutkan  sebelumnya pada bab ini, penelitian terhadap peyebaran tehnologi  comunikasi interaktif selalu mencoba menjelaskan tingkat penggunaan  inovasi sebagai variable independennya dibandingkan dengan keputusan  untuk menggunakan ATM atau tidak. Perumpaan yang cukup pas dari jenis  studi pemakaian ini yaitu research yang dilakukan oleh Charles  Steinfeild (1983) pada sistem surat elektronik yang telah dioperasikan  selama kurang lebih tujuh tahun di sebuah persahaan besar Amerika  Serikat yang menjual peralatan kantor. Sistem tersebtu digunakan oleh  lebih dari 2000 pengguna yang berlokasi di 6 kota di Amerika Aerikat dan  luar negeri.  
 Sistem surat  elektronik dimulai di perusahaan divisi R and D, dan kemudian menyebar  dengan cepat melalui organisasi (menggambarkan dimensi massa kritikal  peyebaran). Pengguna tertentu mengirim kira- kira dua pesan per hari  dengan menggunakan sistem tersebut, dan menerima pesan dengan jumlah  yang sama. Pada rata- rata 15 menit per hari kerja dihabiskan dengan  sistem surat elektronik, sebuah waktu yang cukup lama. Seperti kasus  yang lain, terdapat sedikit pengguna berat dari sistem ini, dan jika ini  dihilangkan rata- rata dua pesan per hari akan berkurang menjadi hanya  satu pesan. Sistem surat elektronik ini digratiskan untuk para karyawan  untuk segala jenis keperluan dan kebijakan ini tentunya akan mebndorong  peningkatan pemakaian sistem tersebut. Tidak ada usaha yang dilakukan  oleh pihak management perusahaan untuk mengurangi komunikasi yang tidak  berkaitan langsung dengan pekerjaan dan faktanya terdapat jumlah yang  cukup besar penggunaan socio emosional seperti itu. 
 Sistem surat  elektronik tersebut diintegrasikan dengan fungsi pemrosesan kata dan  fungsi computer lainnya pada tiap stasiun kerja. Para karyawan  kebanyakan menyimpan dokumen- dokumen computer mereka sendiri, tapi  karena semua stasiun terhubung dengan sebuah jaringan kerja, file- file  komputer yang banyak dapat disimpan di dalam komputer mainframe  perusahaan. Komputer sentral juga mengeluarkan surat elektronik. Tiap  orang dengan sebuah mailbox pada sistem tersebut dapat mengirim surat ke  kepada orang lain. Pesan dapat dikirim kepada satu orang atau juga  kepada list distribution (sekelompok orang yang mempunyai  kepentingan yang sama)
 Steinfield,  mahasiswa doctoral dalam penelitian komunikasi pada University of  Southern California (dan sekarang telah menyandang gelar professor di  Michigan State) berhasil mendapatkan persetujuan perusahaan untuk  bekerja sama dalam penelitiannya. Dia menjadi anggota dari dua  distribution list (masing- masing terdiri dari ratusan orang) pada  sistem surat elektronik. Entri semacam itu memungkinnya untuk  berpartisipasi dalam sistem interaksi dan berhasil pendapatkan konsep  awal dari fungsi- fungsi yang sistem tersebut layani. Pengumpulan  datanya yang tidak menonjol memungkinkan dia untuk mengidentifikasi  beragam penggunaan sistem tersebut. I akeudian memasukkan dalam  pemakaian ini skala di dalam sebuah quisioner yang kemudian ia  dstribusikan secara random ke 400 pengguna sebagai sampel. Respon yang  diperoleh sebesar 55 persen (N= 220).
 Tiap responden  diberi pertanyaan seberapa sering mereka menggunakan sistem surat  elekrtonik tersebut pada setiap 18 penggunaan yang berbeda (penggunaan  skala). Faktor yang dianalisis dari data tersebut mengindikasikan dua  dimensi utama pemakaian, pertama yaitu berkaitan dengan tugas/ pekerjaan  termasuk pemakaian untuk pengiriman pesan melalui telepon, jadwal rapat  dan pertemuan, serta menyimpan dokumen- dokumen perjanjian dan hal  lainnya, dan yang kedua adalah socio emosional termasuk bermain game,  menjaga hubungan, dan melihat atau mempelajari hal- hal yang disukai.  Penggunaan sosial emosional lainnya adalah membicarakan rehat dari  pekerjaan, periklanan, mengatur aktivitas sosial, dan mengisi waktu-  waktu luang. Jadi, sistem surat elektronik mempunyai fungsi sosila dan  hiburan yang sangat penting. Sistem ini kadang- kadang digunakan seperti  majalah atau laporan berkala perusahaan.
 Variable independen  apa yang memiliki hubunfa yang paling erat denga tingkat pemakaina  sistem ini?Salah satu faktor penentu yang penting dalam pemakaian adalah  akses, seperti dengan mempunyai terminal komputer sendiri dari pada  mempunyai komputer yang dishare dengan puhak lain. Variable  independen lainnya adalah kebutuhan, yang diindikasikan dengan apakah  seorang individu harus berkomunikasi atau tidak dengan pekerja di divisi  lain perusahaan atau atau mereka yang berkantor di kota lain (sistem  ini meberikan manfaat besar terutama dalam mengatasi kendala jarak). Dan  yang terakhir adalah karakteristik sosial yang beragam dari individu  (seperti umur, jabatan, lamanya waktu sebagai karyawan) juga  terkait dengan tingkat pemakaian. 
 Salah satu  penggunaan sistem surat elektronik yang tergolong unik ( yang tidak  memungkinkan dilakukan melalui media komunikasi lainnya) adalah untuk  menyiarkan permintaan informasi. Misalnya, sebuah pesan dapat dikirim ke  sebuah distribution list yang besar yang dimulai dengan “Semua orang  mengetahui sesuatu tentang…?” Penggunaan unik lainnya adalah terjadi  ketika sebuah tim desain melakukan survey populasi pemakai terhadap  reaksi mereka untuk beberapa alternative desain. Dalam satu hari, tim  desain meerima ratusan respon. Tim desain tersebut kemudian  mengembalikan fed back hasil survey tersebut kepada para pemakai yang  menjelaskan bahwa mereka mengikuti pilihan desain yang paling banyak.  Tidak ada bentuk teknologi lain yang memungkinkan akses ke perusahaan  yang cepat terhadap keahlian yang tersebar secara fisik dalam hal isu  ini. Secara umum, surat elektronik memungkinkan terjadinya jenis  komunikasi yang sebaliknya tidak dapat terjadi tanpa kesulitan yang  besar.
 Kebijakan  konvensional mengenai teleconferen komputer mangindikasikan bahwa surat  elektronik tidak dapat bekerja dengan baik untuk fungsi seperti konflik  resolusi dan konflik negosiasi. Memang, Steinfield (1983, p 66)  menemukan bahwa sangat sedikti pemakaian yang dibuat dari pemakaian  untuk tujuan tersebut. Sistem komunikasi interaktif tidak memliki cukup  kemampuan untuk mengontrol conflik dan penawaran. 
 Hal demikian juga  terjadi pada surat elektronik yang digunakan sebagai alat untuk  mengetahui identitas seseorang. Lebih jauh lagi, hal- hal yang  menyangkut rahasia jarang dikirim melalui sistem surat elektronik,  diluar perhatian terhadap keamanan sistem ini.
Dibandingkan dengan tingkat  pemakaian dari produk inovasi lainnya, teknologi komunikasi terbaru  menyebar dengan sangat cepat di kalangan rumah tangga di Amerika.  Mungkin terdapat segmen yang relatif kecil dari total populasi, misalnya  5 sampai 10 persen yang secara konsisten merupakan pengguna pertama  dari produk inovasi teknnologi komunikasi terbaru seperti  mikrokomputer,video tape recorder, TV kabel, video teks dan teleteks dan  sejenisnya. Inovator- inovator tersebut menyadari bahwa mereka adalah  bagian dari sebuah masyarakat informasi, dan menempati sebuah nilai yang  tinggi pada inovasi teknologi yang menolong mereka untuk memperoleh  informasi. Di Jepang, kalangan rumah tangga yang berjumlah 5 sampai 10  persen ini yang juga secara umum merupakan kelompok pertama yang  menggunakan teknologi komunikasi yang baru ini dikenal dikenal sebutan  “hot market”. Mereka cenderung untuk membeli produk- produk inovasi  mikroteknologi hampir segera setelah produk tersebut direlease.
 Beberapa bukti yang  menunjukkan eksistensi dari sebuah “hot market” super innovator di  Amerika Serikat diperlihatkan oleh hasil penelitian yang dilakukan  Mediamark Research inc pada tahun 1984 yang merupakan lembaga penelitian  pasar Amerika Serikat. Sampel yang terdiri dari 20.000 orang dewasa  memberikan data tentang pemakaian 300 produk inovasi oleh pelanggan.  “Hot market” untuk produk teknologi informasi terbaru diwakili oleh  pengguna kluster produk inovasi elektronik seperti komputer untuk rumah  tangga, video kaset rekorder,serta video disk, dan mereka yang membeli  perlengkapan stereo untuk rumah dan mobil mereka. Para super innovator  pengguna teknologi komunikasi ini, berbeda dengan para konsumen yang  bergabung dalam klub- klub kesehatan, atau mendapatkan rekening cash,  atau juga yang memasang kompor berbahan bakar kayu. Dengan demikian,  keinovasian ditandai dengan kelas yang luas, dengan teknologi komunikasi  baru yang membentuk satu kluster inovasi konsumen.
  Jika  kluster- kluster inovasi semacam itu terjadi, serta pemakaian sebuah  medium yang mempengaruhi penggunaan lainnya, pertanyaan kemudian muncul,  apakah ada pemicu inovasi yang memicu para konsumen untuk membeli  produk yang lain? Jawaban dari pertanyaan ini belum mendapat penjelasan  yang mendalam, namun hal ini sangat penting untuk penelitian yang akan  datang.
Karakteristik pengguna media baru
Hal apa yang mencirikan individu  dan rumah tangga yang meruakan pemakai pertama teknologi komunikasi  baru? Salah satu karakteristik yang paling menonjol adalah status  ekonomi mereka. Baik itu dilihat dari segi pendapatan, prestasi kerja,  atau pun tingkatan kelas pada sekolah formal, individu- individu  inovatif relatif lebih elit dibandingkan dengan mereka yang menggunakan  teknologi tersebut belakangan ( atau meeka yang menolak untuk  menggunakannya). Alasan mendasar untuk menjelaskan keinovasin atau  status hubungan adalah 1) media yang baru merepresentasikan biaya yang  tidak kecil, dan elit- elit sosial ekonomi mempunyai kemampuan untuk  membayar disbanding yang lainnya, (2) orang- orang yang lebih  berpendidikan mempunyai kesadaran yang lebih tinggi akan keutamaan dari  informasi dan merasa perlu untuk mengetahuinya dan (3) profesi- profesi  prestis tinggi tertentu misalnya ilmuan dan insinyur merupakan figure  kunci dalam masyarakat informasi yang akan datang, dan secara tehnis  lebih kompeten dalam menggunakan tehnologi komunikasi baru tersebut.  Hubungan positif antara status sosial ekonomi dan  keinovasian merupakan alasan mendasar mengapa media baru semakin  memperlebar gap informasi dalam masyarakat antara informasi yang mahal  dengan informasi yang murah (lebih detail pada bab 5). Karena informasi  mahal meggunakan tehnologi komunikasi baru relatif lebih awal  dibandingakn dengan informasi murah, individu- individu, rumaha tangga,  dan organisasai memperoleh informasi lebih cepat dibandingkan dengan  informasi yang murah. 
 Dibandingkan dengan  media massa konvensional seperti radio, televisi, film, dan mungkin juga  pers, media baru mempunyai ratio informasi yang lebih tinggi untuk  tujuan enterteimen. Tentunya orientasi informasi media baru merupakan  salah satu faktor yang mempengaruhi pemakaian mereka. Individu yang  berharap untuk melengkapi diet enterteiment ketat dari media  konvensional tersebut tertarik terhadap media baru. Individu- individu  ini cenderung merupakan kalangan yang berpendidikan khususnya bagi  mereka yang bekerja pada bidang informasi seperti R and D, pendidikan  dan profesi (Duton and others, 1986)
 Individu yang  memiliki status yang lebih tinggi mempunyai kemungkinan yang lebih besar  dalam menggunakan media baru tersebut karena hal tersebut dipandang  sebagai simbol status sosial. Ketika layanan terminal for manager (TFM),  yaitu sistem pesan elektronik diperkenalkan kepada delapan pejabat  tinggi dari Stanford University pada tahun 1980, dimana mereka secara  umum dianggap mewakili perbedaan status sosial, diundang untuk ikut  terlibat dalam penelitian ini. Interview personal kami menunjukkan bahwa  58% dari mereka yang menggunakan sistem ini merasa bahwa memiliki a  sebuah terminal komputer TFM berfungsi sebagai sebuah symbol tingkatan  status seseorang (Rice dan Case, 1983). Pada tahun berikutnya, 1981, TFM  diperluas hingga mancakup ratusan pengelola universitas lainnya,  tentunya banyak dari individu- individu ini menggunakan TFM dengan  sangat antusias karena dengan demikian mereka telah bergabung dalam  sebuah club elektronik yang exclusive. 
 Para pemakai pertama  juga diindikasikan mempunyai prilaku komunikasi yang berbeda dengan  mereka yang menggunakannya belakangan, dimana para pemakai pertama:
·  Lebih kosmopolit ( cosmopolitan merupaka tingkatan di mana  individu diorientasikan di luar sistem sosial)
·  Lebih terbuka ke jalur media massa dan relatif kurang  tergatung pada jalur komunikasi interpersonal.
·  Lebih terbuka terhadap jalur komunikasi interpersonal dan  lebih terinterkoneksi melalui hubungan jaringan kerja dengan sistem.
·  Lebih bersifat langsung dalam hal komunikasi dengan sumber-  sumber informasi teknis dan ilmiah mengenai teknologi informasi baru.
Jadi  gambaran umum mengenai prilaku komunikasi dari individu yang lebih  inovatif dalam menggunakan media baru tersebut adalah bahwa mereka  merupakan para pencari informasi yang lebih aktif mengenai informasi  semacam itu. Mereka juga mencari informasi semacam itu dari para ahli,  serta mereka menjangkau atau mencari sampai jauh menyimpng dari  perjalanan, bacaan, dan pertemanan mereka.
Akhirnya,  para pemakai pertama dari teknologi komunikasi baru memiliki perbedaan  dengan para pemakai yang baru menggunakan teknologi tersebut dalam hal  variable- variable personalitas tertentu. Mereka mempunyai rasa empati  yang lebih besar (kemampuan seseorang untuk menmpatkan diri mereka pada  posisi yang dialami orang lain), kurang dogmatis (tingkat dimana  seseorang relatif dekat dengan sistem kepercayaan) kemampuan yang lebih  besar untuk berhubungan dengan abstraksi, dan yang terakhir lebih  rasional ( pemakaian cara yang efektif untuk mencapai tujuan akhir yang  diberikan).
Penelitian  terdahulu menunjukkan bahwa pemakai pertama dan yang belakangan berbeda  dalam hal status sosial ekonomi mereka, prilaku komunikasi serta  variable personalitas (Rogerd, 1983, pp. 251- 270). Mungkin terdapat dua  karakteristik personal lain dari para pengguna yang harus disebutkan,  mereka adalah jenis kelamin dan umur. Anak- anak lebih reseptif terhadap  tehnologi komunikasi terbaru dibandingkan dengan orang dewasa serta  mampu memelajari bagaimana menggunakan teknologi komunikasi tersebut  dengan lebih cepat. Misalnya mikrokomputer dan dan video game. Individu  yang melalui masa pertengahan khusunya kaum wanita menghadapi tantangan  yang besar dalam mempelajari bagaimana menggunakan komputer dan media-  media baru lainnya. Pada bab 5 kita akan melihat bukti yang lebih bukti  detail bahwa anak laki- laki memiliki daya terima yang lebih tinggi  dibandingkan anak perempuan dalam menggunakan mikro komputer.
Peyebaran yang cepat dari VCR  (video cassette recorder)
Salah satu teknologi baru yang  tingkat pemakaiannya terbilang cepat pada tahun 80-an dan akan terus  mendaki kurva difusi berberntuk S bahkan mengalami peningkatan yang  lebih cepat pada tahun 80-an adalah video cassette recorder (VCR).  Gambar 4-4 menunjukkan bahwa 20% kalangan rumah tangga amerika telah  membeli VCR pada tahun 1985 dan naik 1% dari tahun 1980.
 Mengapa VCR  mengalami peyebaran sedemikian cepatnya di Amerika Serikat? Salah satu  alasannya adalah adanya peraturan dari pengadilan pada tahun 1984, bahwa  siaran televisi tidak melanggar aturan- aturan hukum hak paten.  Keputusan ini mengakhiri tahun pengadilan dan mempertegas hak yang jelas  dari para pemilik VCR untuk menjiplak apapun secara langsung dari  perangkat televisi mereka tanpa harus khawatir dituduh melakukan  pembajakan. Namun keputusan hukum ini tidak dapat menahan tingkat  kecepatan pemakaian yang telah berlangsug dari tahun 1980 sampai tahun  1984.
 Salah satu penyebab  utama dari cepatnya tpeningkatan pengguna VCR di Amerika adalah harga  yang ditawarkan sangat murah. Pada tahun 1975, ketika VCR pertama kali  diperkenalkan di Amerika Serikat, recorder home Betamax buatan Sony yang  di kombinasikan dengan perangkat televisi dihargai sebesar 2.200  dollar. Pada tahun 1985, harganya kemudian turun drastis menjadi 300  dolar, video tape kosong turun dari harga sebelumnya 20 dolar manjadi 5  dolar. Pada pola yang secara umum sama dengan pemakaian televisi pada  tahun 50-an, pengguna VCR pertama memliki skala yang lebih tinggi dari  pengguna dengan rata- rata pendapatan dan pendidikan yang lebih baik.  Pada pertengahan tahun 80-an, perbedaan status sosial ekonomi antara  pengguna VDR dengan yang bukan pengguna VDR semakin tidak jelas karena  teknologi komunikasi ini semakin banyak dipakai oleh masyarakat luas.  Terdapat hubungan dua arah antara antara harga VCR dengan dengan tingkat  pemakainnya, bukan hanya karena harganya yang relatif lebih murah tapi  juga adanya perluasan pasar yang memberi kontribusi dalam persaingan  harga yang bermuara pada harga yang lebih murah.
 Alasan lainnya dapat  kita lihat pada tahun 80-an dimana terdapat tape kaset yang terekam  sebelumnya dapat diperoleh secara luas baik untuk dibeli maupun sekedar  untuk disewa. Ada lebih dari 14.000 kaset pre recording yang beredar di  pasar pada tahun 1985 termasuk di dalamnya film, video musik, program  anak- anak, dan beragam jenis kaset instruksi (latihan aerobik,  merangkai lemari buku dsb). Dibutuhkan biaya sebesar 25 dolar bagi  keluarga yang ingin melihat film keluaran terbaru di bioskop, tapi hanya  dengan bermodalkan uang sebesar 5 dolar mereka dapat menoonton film  yang sama di VCR mereka.
 Konsequensi apa yang  timbul akibat berkembang pesatnya penggunaan VCR di Amerika Serikat?  Jawabannya adalah uang yang berlimpah pada industri perfilman  Hollywood yang menjual hak cipta film untuk film yang lagi hits. Film  semacam ini menyumbangkan 14% dari total pendapat film. Namun demikian  penyebaran pemakaian VCR telah mendatangkan berita buruk bagi jaringan  televisi. Pembagian penonton yang menyaksikan stasiun TV seperti ABC,  CBS, dan NBC drop yang pada awalnya sebesar 92% pada tahun 1977 menjadi  74% pada tahun 1984. Beberapa mantan penonton jaringan TV beralih ke TV  kabel namun demikian banyak juga yang menonton program di video tape. 
Penamaan sebuah teknologi  komunikasi baru
Seberapa penting kah sebuah nama  bagi sebuah teknologi informasi baru sebagai faktor pendukungnya? Nama  menentukan persepesi bagi para calon pemakainya, dan akan menentukan  apakah mereka akan memakainya atau tidak. Seringkali terjadi, sebuah  penamaan didominasi oleh kalangan ahli teknik, sehingga nama yang  dihasilkan terdengar sangat teknikal (yang berpotensi membuat bingung  para calon pemakai atau bahkan dapat membuat calon pemakai beralih).  Terkadang, penamaan sebuah teknologi komunikasi terlihat seperti  kegiatan yang agak serampangan, sangat jarang sekali penamaan tersebut  dilakukan melalui proses evaluasi formulatif dengan tujuan untuk  mengidentifikasi nama yang paling sesuai di mata para calon pemakai.
 Namun demikian nama  yang dipilih secara serampangan terkadang lebih efektif dibandingakan  dengan nama yang terdengar terlalu teknis. Hal ini dapat dilihat  misalnya pada sistem video teks Green Thumb yang digunakan oleh para  petani Kentucky pada awal tahun 80- an. Dua orang ahli berita cuaca dari  pemerintah Amerika Serikat pada awalnya menamai formasi  sistem ini AGWEX untuk menunjukkan bahwa sistem ini menyediakan  informasi cuaca bagi pertanian melalui pelayanan tambahan. Sekertaris  senat Amerika Serikat Wlater Huddlestone yang mendukung penuh teknologi  komunikasi baru ini mulai menyebutnya denag istilah Green Thumb  (paisley, 1983). Nama yang familiar dan memilki pengaruh yang besar bagi  para petani Kentucky.
 Sistem teleteks  Francis yang secara resmi dikenal dengan istilah Antiope, yang merupakan  anak perempuan Raja Thebes dalam mitologi Yunani, membuat bingung  kalangan masyarakat dengan kata dalam bahasa Francis (dan Inggris) antelope.  Dalam hal ini, nama yang sangat kesusasteraan sangat membingungkan bagi  calon pemakai.
 Ketika penamaan  sebuah teknologi komunikasi baru dilakukan secara serampangan atau  dilakukan oleh para ahli teknologi tanpa adanya perhitungan adanya  evaluatisi formatif dengan tujuan sebagai petunjuk dalam pemilihan kata  yang tepat yang mempunyai arti di masyarakat, nama yang demikian itu  kemudian akan mengahalangi penerimaan terhadap teknologi baru tersebut  oleh masyarakat. Teknologi komunikasi baru harus diberi nama yang  mempunyai arti dan dan dapat dengan mudah dimengerti oleh para pengguna.  Pemberian nama yang dilakukan denag cara tersebut, sementara  secara teknis benar, berpotensi membuat para pengguna mengalami  kebingungan atau dapat memberikan kesan negatif. Kita harus berusaha  yang lebih keras lagi dibandingkan denga pada masa yang lalu dalam hal  pemilihan nama yang tepat untuk teknologi komunikasi baru.
Proses Inovasi dalam organisasi
Selama kurung waktu beberapa  decade awal dari penelitian mengenai penyebaran inovasi, studi- studi  ini memfokuskan diri pada individu – individu sebagai unit dari  pemakaian. Kemudian hal tersebut disadari bahwa ternyata banyak inovasi  yang digunakan bukan oleh individu tapi oleh organisasi. Pertukaran ini  dalam unit pemakaian merupakan hal penting dalam hal teknologi  komunikasi baru, dimana teknologi tersebut sering digunakan oleh  organisasi misalnya mikrokomputer yang digunakan di sekolah, surat  elektronik dan teleconference dalam perusahaan bisnis.
 Mempelajari proses  inovasi dalam ikatan organisasi merepresentasikan sebuah perubahan dari  model penyebaran klasik ke dalam beberapa cara yang berbeda. Misalnya,  proses inovasi dalam organisasi selalu dianggap berjalan dengan baik  jika prsoses tersebut mengarah kepada implementasai (termasuk  kelembagaan dari sebuah ide baru) tidak hanya terhadap keputusan untuk  menggunakan teknologi yang ada didalam dirinya. Namun juga seperti yang  dijelaskan sebelumnya pada bab ini, bahwa individu memainkan peran aktif  dan creatif dalam dalam proses inovasi dengan penyesuaian inovasi  dengan sebuah masalah organisasi yang dirasakan tau mungkin menemukan  kembali inovasi tersebut. Sebuah iniovasi seharusnya tidak dipahami  sebagai sebuah elemen yang tetap, invariant dan statis dalam sebuah  proses inovasi, tapi semestinya dipahami sebagai ide yang fleksibel dan  adaptable yang diartikan atau diartikan kembali secara teratur sebagai  proses inovasi yang perlahan- lahan terbuka.
 Akhirnya,  dibandingkan dengan survey oleh lembaga independen dan analysis data  mengenai korelasi keinovasian, para peneliti proses inovasi yang terjadi  dalam organisasi mulai menggunakan studi- studi kasus yang lebih  mendalam. Perpindahan dari struktur yang lebih tinggi ke 
 Tentunya inovasi  merupakan sebuah proses, sebuah rangkaian keputusan, peristiwa, dan  prilaku yang berubah dari waktu ke waktu. Model penelitian sebelumnya  tidak cukup memungkinkan diadakannya analisis yang memdai terhadap  aspek- aspek temporal inovasi yang dibutuhkan untuk mengamati karakter  dari proses yang dilaluinya. Hanya sedikit sekali penelitian sebelumnya  yang memasukkan data pada lebih dari satu poin observasi,  dan hampir tidak ada yang berhasil melacak perubahan di dalam sebuah  variabel dalam waktu yang sebenarnya. Penelitian ini hanya berkaitan  dengan waktu sekarang dari perilaku inovasi tersebut.
Sebuah Model Proses Inovasi
Penelitian yang dilakukan  baru-baru ini terhadap proses inovasi dalam organisasi mengikuti  pendekatan studi kasus yang relatif tidak terstruktur terhadap data yang  dikumpulkan. Mereka merupakan studi pengusutan terhadap proses  keputusan inovasi untuk inovasi tunggal dalam sebuah organisasi.  Penelitian tersebut di ditutuntun oleh sebuah model proses inovasi dalam  organisasi yang mempunyai konsep terdiri dari 5 tahapan. Tiap tahapan  dicirikan dengan jenis prilaku pengambilan keputusan dan pencarian  informasi. Tahapan selanjutnya pada proses inovasi biasanya tidak bisa  terjadi sampai tahap yang sebelumnya dipenuhi. Namun, ada logika  berhubungan dengan 5 tahapan dalam proses inovasi, meskipun ada  pengecualian. Kelima tahapan diorganisir dibawah dua subproses luas,  inisiasi dan implementasi, dibagi oleh inti pengambilan keputusan adopsi  (gambar 4-5).
Inisiasi
Inisiasi adalah semau pengumpulan  informasi, penyusunan konsep, dan perencanaan untuk inovasi, berujung  pada keputusan untuk mengadopsi.
·  Tahap1, pengaturan agenda. Langkah pertama dalam inisiasi  terjadi ketika pemimpin mendapati masalah dalam organisasi, yang mungkin  dibutuhkan sebuah inovasi yang mungkin bisa mengatasi masalah tersebut.
·  Tahap 2, penysuaian. Pemimpin menyesuaikan inovasidengan  masalah organisasi mereka apakah ia sesuai dengan kebutuhan mereka.
Implementasi
Tiga tahap dalam proses inovasi  yaitu mengikuti keputusan mengadopsi. Implementasi adalah semua  kejadian, tindakan, dan keputusan yang terkait dalam meletakkan suatu  inovasi ke dalam penggunaan
·  Tahap 3, menentukan atau menstruktur ulang. Aplikasi dari ide  baru seringkali berbeda dari yang sering digunakan sebelum adopsi. Namun, penyesuaian harus  dilakukan. Jika ada kesesuaian antara masalah dan inovasi maka  perubahannya minim. Dalam  banyak kasus, inovasi biasanya membawa perubahan besar pada struktur  organisasi.
·  Tahap 4, klarifikasi. Dengan masuknya inovasi ke dalam  organisasi anggota akan semakin terbiasa dengan perubahan tersebut dan  menyatu dengan organisasi.
·  Tahap 5, merutinkan. Setelah inovasi masuk dan menjadi bagian  dari organisasi ia akan menjadi entitas organisasi dan diterapkan dalam  prosedur operasi sehari-hari.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar